Lumajang, Suara Semeru - Untuk menekan tingginya kelahiran bayi prematur, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Lumajang, pada Senin, 17 Nopember 2025 melakukan sosialisasi lewat Radio Semeru FM.
Penelaah Teknis Kebijakan Dinkes-P2KB Kabupaten Lumajang, Putri
Dwi Christanti, S.Kep. Bd. M.Sc., menyatakan bahwa kebijakan ini bertujuan
untuk menurunkan angka kematian bayi, yang sering kali disebabkan oleh kondisi
prematur, dengan cara mendukung kesehatan ibu dan anak sejak dini.
“Kelahiran prematur menjadi salah satu penyebab utama
kematian bayi, terutama karena organ tubuh bayi belum sepenuhnya berkembang
sehingga berisiko mengalami berbagai komplikasi. Komplikasi tersebut antara
lain gangguan pernapasan, infeksi, masalah fungsi organ seperti jantung dan
otak, hingga kematian mendadak,” ungkapnya.
Hadir dalam dialog pagi itu Pengelola KIA Dinkes-P2KB
Kabupaten Lumajang, Lufiana Indra P, S.Kep., sementara tema yang diusung dalam
perbincangan tersebut adalah ‘Dukung
Ibu, Lindungi Bersama Lawan Kelahiran Prematur’.
Meski tubuh mereka kecil dan rapuh, perjuangan hidup mereka
sangat besar, sehingga peringatan ini hadir untuk meningkatkan kesadaran bahwa
setiap bayi prematur membutuhkan perhatian khusus, fasilitas kesehatan terbaik,
serta dukungan emosional dan sosial dari lingkungan sekitar.
Menurutnya, tingginya angka kelahiran prematur telah menjadi
perhatian serius dalam dunia kesehatan, menurut data Riset Kesehatan Dasar
tahun 2018, prevalensi kelahiran prematur di Indonesia mencapai 29,5 persen
dari 1.000 kelahiran hidup, dan bahkan Indonesia menempati posisi ke-5
tertinggi di dunia untuk persalinan prematur, dengan sekitar 657.700 kasus
setiap tahunnya.
“Bayi lahir prematur, atau kelahiran sebelum usia kehamilan
mencapai 37 minggu, dapat dipicu oleh berbagai faktor yakni infeksi saluran
kemih, infeksi vagina, atau infeksi lainnya dapat memicu persalinan premature,”
terangnya.
Hal senada juga diungkapkan Pengelola KIA Dinkes-P2KB
Kabupaten Lumajang, Lufiana Indra P, S.Kep., kelahiran premature bisa
menyebabkan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan tiroid
yang tidak terkontrol dan masalah plasenta seperti solusio plasenta yang
dikenal dengan plasenta terlepas dari dinding rahim atau plasenta previa yakni
plasenta menutupi jalan lahir.
“Selain itu bisa dipicu riwayat kelahiran prematur
sebelumnya, keguguran berulang atau aborsi sebelumnya dan jarak kehamilan yang
terlalu dekat atau kurang dari 6 bulan setelah kelahiran sebelumnya,” tegasnya.
Untuk melawan kelahiran prematur, penting untuk mencegahnya
dengan menjaga kesehatan selama kehamilan, termasuk memastikan asupan gizi yang
cukup seperti asam folat, tidak merokok atau mengonsumsi alkohol, mengelola
stres, menjaga berat badan ideal, dan memeriksakan diri secara rutin ke dokter.
“Jika sudah terjadi, penanganan bayi prematur memerlukan
perawatan medis khusus karena organ tubuhnya belum berkembang sempurna,” pungkasnya.
(yon)

0 Komentar