Lumajang,
Suara Semeru - Gunung Semeru merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia,
saat ini tingkat aktivitas gunung yang terletak di wilayah administratif
Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang ini berada di Level II (Waspada).
Menurut data
dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), gunung dengan
ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut ini telah mengalami erupsi
sebanyak 2.449 kali selama tahun 2025. Dan berdasarkan kajian risiko, potensi
bencana yang dapat timbul akibat erupsi Gunung Semeru bukan hanya guguran awan
panas dan semburan abu vulkanik.
Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi,
mengatakan bahwa gunung ini juga berpotensi tinggi akan risiko bahaya sekunder
yaitu banjir lahar dingin terutama jika wilayah di sekitar Gunung Semeru
memasuki masa musim hujan.
Tiga daerah
aliran sungai (DAS) yang berpotensi tinggi terdampak aliran lahar dingin yaitu
Sungai Besuk Kobokan di Kecamatan Pronojiwo, Sungai Besuk Lanang di Desa
Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, dan Sungai Regoyo di Kecamatan Candipuro.
“Kami himbau
masyarakat yang beraktifitas di beberapa lokasi tersebut untuk senantiasa
waspada, segera bergegas untuk pergi jika situasi dipuncak gunung gelap atau
hujan,” ujarnya.
Selain lahar dingin, bahaya lain juga akan mengintai, apalagi sesuai informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena kemarau basah juga masih akan berlangsung hingga pertengahan Oktober 2025 termasuk di Kabupaten Lumajang.
Hal ini juga akan memicu terjadinya longsor dan pohon
tumbang diantaranya seperti di Desa Argosari, Ranupane dan Burno, Kecamatan
Senduro, dan dikawasan jalur Piket Nol yang menghubungkan Lumajang-Malang.
(yon)
0 Komentar