Sumber: Semeru FM
Virus polio adalah virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui kotoran. Meskipun di Kabupaten Lumajang Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh virus ini masih belum pernah terjadi, namun antisipasi secara dini terus dilakukan Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Lumajang.
Epidemiolog Kesehatan Dinkes-P2KB Kabupaten Lumajang, Munif Arifin, SKM., MPH. Menegaskan bahwa, penyakit polio ini sangat menular dan bisa mengakibatkan kelumpuhan otot kaki, kelumpuhan lainnya dan jalan nafas sampai berakibat pada kematian, sehingga perlu pencegahan sejak dini.
“Polio ini pernah menyerang jutaan orang pada masa perang dunia ke dua, sehingga penyakit ini tidak boleh dianggap sepele dan sangat perlu diwaspadai,” ungkapnya, ketika menjadi narasumber di Radio Semeru FM, Kamis (15/6). Hadir pula dalam dialog tersebut Pengelola Program Imunisasi Dinkes-P2KB Kabupaten Lumajang, Indah Radnawati, S.Kep. Ners. Tema yang diusung adalah “Cegah KLB Polio Dengan IPV Dosis 2”.
Sumber: Semeru FM
Munif Arifin menambahkan, virus Polio terdiri dari 3 strain yaitu strain-1 (Brunhilde), strain-2 (Lansig), dan strain-3 (Leon), termasuk family Picornaviridae. Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.
Polio dapat menyerang pada usia berapa pun, tetapi polio terutama menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Peningkatan imunisasi polio perlu dilakukan untuk mencegah anak-anak terkena polio, penyakit polio adalah penyakit yang tidak ada obatnya, untuk itu perlu dilakukan pencegahan untuk melindungi anak dari virus polio.
Sumber: Semeru FM
“Masyarakat perlu meningkatkan pentingnya imunisasi polio sebagai bentuk pencegahan. Kami terus menggencarkan vaksinasi kepada semua bayi di Lumajang. Bayi-bayi tersebut harus sudah mendapat vaksinasi polio dosis lengkap untuk mencegah terjadinya KLB polio,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Pengelola Program Imunisasi Dinkes-P2KB Kabupaten Lumajang, Indah Radnawati, S.Kep. Ners. Menurutnya, cara paling efektif untuk mencegah penyakit polio adalah dengan mendapatkan vaksinasi.
“Ada dua vaksin yang tersedia untuk memberi perlindungan terhadap polio, yaitu virus polio yang tidak aktif (inactivated poliovirus atau IPV) dan vaksin polio oral (OPV),” terangnya.
Menurut Indah, IPV terdiri dari serangkaian suntikan yang bisa diberikan mulai 2 bulan setelah lahir dan berlanjut hingga anak berusia 4-6 tahun. Jenis vaksin ini dibuat dari virus polio yang tidak aktif, sehingga sangat aman dan efektif, serta tidak menyebabkan polio.
Sedangkan OPV dibuat dari bentuk virus polio yang dilemahkan. Ini adalah versi vaksin yang digunakan di banyak negara lantaran biayanya yang murah, mudah diberikan dan memberikan tingkat kekebalan yang sangat baik. Namun, dalam kasus yang sangat jarang, OPV diketahui bisa kembali ke bentuk virus polio yang berbahaya, yang bisa menyebabkan kelumpuhan.
Sumber: Semeru FM
Bagi orang dewasa yang belum divaksinasi atau tidak yakin apakah sudah divaksinasi atau belum, dianjurkan untuk mendapatkan serangkaian suntikan vaksinasi polio primer, yaitu dua dosis IPV dengan jeda waktu di antara keduanya selama 4-8 minggu, dan dosis ketiga 6-12 bulan setelah dosis kedua.
Sementara itu orang dewasa yang sudah menjalani seri vaksinasi primer dengan IPV atau OPV, tapi berisiko tinggi mengalami polio, dianjurkan untuk menerima suntikan IPV booster tunggal, satu dosis booster bisa bertahan seumur hidup.
“Imunisasi merupakan tindakan yang paling efektif dalam mencegah penyakit polio. Vaksin polio yang diberikan berkali-kali diklaim dapat melindungi seorang anak seumur hidup,” pungkasnya. (YONI KRISTIONO)
0 Komentar