WASPADA, PENYAKIT TBC CEPAT MENULAR

Sumber : Semeru FM

     Penyakit Tuberculosis (TBC) adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indoensia. Di Kabupaten Lumajang sendiri, setiap tahunnya rata-rata jumlah kasus TBC ada diatas 1.000 penderita. Masalah lain di dalam program penanggulangan TBC adalah tidak hanya penyakit TBC reguler saja tetapi saat ini jumlah penderita TBC resisten juga semakin meningkat.

     Kepala Seksi (Kasi) Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PP-KB) Kabupaten Lumajang, Askap Hariyanto, A.Md.Kep. Mengatakan bahwa penularan TBC sangat cepat melalui droplets atau percikan ludah, bagi penderita diharapkan selalu melakukan pemeriksaan dan pengobatan sampai tuntas.

Sumber : Semeru FM

     “TBC ini ditularkan melalui droplets atau percikan ludah yang dikeluarkan oleh penderita TBC, akan menjadi media penularan yang sangat cepat,” ungkapnya, ketika menjadi narasumber di Radio Semeru FM pada Kamis (18/8).

     Hadir pula dalam dialog tersebut staff Yabhysa Kabupaten Lumajang Said Romdhon dan Isti selaku Koordinator Kader TB Yabhysa Kabupaten Lumajang. Tema yang diusung dalam dialog tersebut adalah “Pengendalian TBC di Kabupaten Lumajang”.

     TBC penyebabnya adalah sejenis bakteri, yakni mycrobacterium tuberculosis. Ia menjelaskan, persoalannya bukan hanya pada bagaimana menemukan penyakit tapi mengobati sampai sembuh. Upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan gerakan Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS) TBC. 

     “Sebenarnya obatnya sudah diketahui, namun proses penyembuhannya lama yaitu antara 4-6 bulan,” tambahnya. 

     Penularan TBC melalui droplets ini, akan sangat rentan terjadi di ruang publik. Dari berbagai penelitian ada puluhan ribu kuman yang keluar dari batuk dan bersin. Oleh karenanya, Askap mengimbau masyrakat untuk menggunakan masker di tempat-tempat umum dan senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat.

     “Gejalanya batuk sekitar dua minggu atau lebih, keluar keringat dingin saat malam hari tanpa penyebab yang jelas, demam, nafsu makan  dan berat badan menurun, nah ini salah satu gejala penyakit TBC,” jelasnya.

     Diakui, pemeriksaan dahak pasien suspek TBC kadang sulit dilakukan. Padahal itu perlu dilaksanakan untuk dapat mencegah dan mengobati penyakit tersebut. Meski demikian, ada jenis pemeriksaan selain periksa dahak, yaitu melalui rontgen namun angka sensitifnya lebih rendah karena banyak penyakit yang mirip dengan TBC.

     “Kita punya Tes Cepat Molekular (TCM) yang mampu melakukan pemeriksaan dalam waktu 90 menit, untuk kemudian bisa dilakukan pengobatan. Kita pemerintah sudah melakukan berbagai upaya dan kami harus menemukan lebih banyak lagi,” kata Askap.

     Hal senada juga disampaikan Said Romdhon staff Yabhysa Kabupaten Lumajang. Ia menjelaskan bahwa proses penyembuhan pada penyakit TBC harus sabar dan tekun jika ingin mendapat hasil yang maksimal. Dirinya berani memberikan solusi semacam itu, karena pernah merasakan sulitnya diposisi sebagai pasien TBC. 

Sumber : Semeru FM

     “Saya juga pernah menderita penyakit ini, memang butuh kesabaran dan harus menjalankan apa yang disampaikan oleh petugas medis, agar proses penyembuhan berjalan sesuai dengan yang diinginkan,” ungkapnya.

     Said menjelaskan, bagi penderita TBC yang sedang mendapatkan terapi TBC, masih dapat menular selama sekitar dua bulan pertama pengobatan. Oleh karena itu, diperlukan langkah pencegahan guna menghindari penularan pada orang yang tinggal di lingkungan penderita.

Sumber : Semeru FM

     Seseorang dapat terinfeksi TBC akibat percikan ludah atau dahak yang telah terkontaminasi bakteri penyebab TBC. Bakteri penyebab TBC ini dapat bertahan sirkulasi udara buruk. 

     “Itu sebabnya, orang yang melakukan kontak dekat sehari-hari berisiko lebih besar untuk tertular tuberkulosis,” jelasnya.

     Semenatra itu Kader TB Yabhysa Kabupaten Lumajang Isti menambahkan, kebijakan penanggulangan TBC dengan strategi peningkatan kemandirian masyarakat dalam penanggulangan TBC sangat diperlukan, partisipasi masyarakat untuk turut serta aktif ikut dalam penanggulangan TBC juga dibutuhkan. Sehingga wujud dari partisipasi di Kabupaten Lumajang adalah telah terbentuk Kader TB dibeberapa kecamatan. 

     “Untuk mensosialisasikan bahaya TBC, kami langsung berkoordinasi dengan masyarakat, terutama kader Posyandu. Kenapa mereka, karena yang sering bersingungan dengan masyarakat adalah para kader Posyandu tersebut,” tuturnya.

     Isti menambahkan, peran dari Kader TB selama ini sangat diperlukan dan membantu sekali di dalam penemuan suspek TBC maupun pada proses Pendampingan Minum Obat (PMO) bagi penderita TBC. Untuk itu kemampuan dan kompetensi dari Kader perlu terus ditingkatkan. 

Sumber : Semeru FM

     “Kesinambungan layanan kesehatan terhadap penderita TBC tetap menjadi perhatian kita, karena mereka termasuk orang-orang yang rentan dan perlu mendapat perhatian khusus,” pungkasnya. (YONI KRISTIONO)


Posting Komentar

0 Komentar