AGUS SETIAWAN: PERMUDAH PROSEDUR PERIZINAN UNTUK MENARIK INVESTOR

 

      Agus Setiawan, pengamat ekonomi yang menjadi narasumber rutin talkshow di Radio Semeru FM dalam program Ngopi Pagi yang dipandu Hariyanto,S.Pd, pada Sabtu (5/9) lalu menyebutkan bahwa perputaran ekonomi di Lumajang tidak akan lepas dari aktivitas dan peran serta investor dan sektor swasta lainnya. Mereka inilah yang sangat berpengaruh dalam perkembangan ekonomi Lumajang. Karena itulah Setiawan mengajak semua elemen untuk bekerjasama dan memahami peran serta masing-masing sektor.

      Setiawan memaparkan, dalam studi ilmu bisnis, pengertian investasi adalah sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Namun secara sederhana pengertian investasi adalah menempatkan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.
      “Kita berinvestasi dalam bentuk pendanaan di masa sekarang tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan mendatang, itulah kegiatan investasi,” ujar Setiawan memberikan pengertian singkat tentang investasi agar mudah dipahami oleh masyarakat awam.
Kalau dari sudut pandang pemerintahan, investasi sangat penting karena investasi adalah sebuah peluang untuk mengembangkan kemampuan ataupun potensi yang dimiliki oleh daerah. Investasi menghasilkan adanya dana yang masuk ke suatu daerah, karena kalau menggantungkan ke APBD tidak akan bergerak cepat.
      Karena itulah menurut Setiawan sektor swasta sangat dibutuhkan oleh pemerintah. Jika pemerintah hanya bertumpu kepada APBD, maka semua serba terbatas. Belanja modal yang terbatas, tidak akan mampu untuk memutar ekonomi Lumajang secara keseluruhan.
“Pemerintah tidak boleh memusuhi pihak swasta, karena yang menggerakkan ekonomi adalah pihak swasta, yakni para pengusaha baik dari sektor UMKM, hingga ke industri besar. Mereka itulah yang menggerakkan ekonomi,” tegas Setiawan.
      Setiawan mengungkapkan, seyogyanya bagi investor pemerintah harus memberikan kemudahan-kemudahan dalam mengurus perizinan. Para pemodal atau investor ini harus mendapat jaminan kelancaran dan keamanan sehingga para investor tersebut mendapat keyakinan bisa menanamkan modalnya di Lumajang.
      Perizinan adalah salah satu masalah yang dihadapi para investor termasuk pengusaha Lumajang yang sudah mulai melakukan kegiatan ekonomi di Lumajang. Setiawan mencontohkan ketika Bupati dan Wakil Bupati melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke beberapa pelaku usaha dan ternyata kebanyakan pelanggaran yang ditemukan adalah soal perizinan.
      “Ini ada apa, tentunya ada masalah yang harus dicari penyebabnya dan segera diselesaikan. Apakah pengurusan izinnya susah atau ada kendala lain yang menyebabkan mereka tidak mengurus izin,” ujar Setiawan.
      Bagi pelaku usaha yang kedapatan melanggar izin tersebut, Setiawan berharap pemerintah bisa memecahkan masalahnya sehingga mereka bisa mengurusi izin dengan benar. Namun tentunya harus dengan prosedur dan persyaratan semestinya agar tidak melanggar aturan yang ada, misalnya tentang Amdal dan lain-lain sehingga tidak bergesekan dengan kepentingan masyarakat.
      “Dengan dimilikinya izin, maka pengusaha tersebut bisa dengan tenang menjalankan usahanya sesuai aturan yang berlaku dan pemerintah sendiri juga bisa mendapat keuntungan dengan pajak yang harus mereka bayarkan ketimbang mereka kucing kucingan dan tidak membayar pajak,” tutur nya.
 
MENGGAET INVESTOR MELALUI 4 STRATEGI MARKETING
      Apapun usaha dan program yang dilakukan pemerintah tentu harus ada strategi yang diterapkan. Pada petemuan sebelumnya Setiawan memberikan strategi marketing untuk menawarkan produk, potensi, sumberdaya dan peluang usaha di Lumajang. Strategi pemasaran ini untuk menarik investor ataupun pengunjung luar daerah agar ada uang atau dana dari luar yang masuk dan turut memutar perekonomian Lumajang.
      Pada talkshow sebelumnya Setiawan memperkenalkan empat strategi pemasaran yang bisa dilakukan untuk meningkatkan gairah investasi, yakni image marketing, attraction marketing, infrastrukture marketing, dan people marketing.
      Image Marketing adalah sejenis persepsi atau ekspresi yang dimiliki orang terhadap suatu daerah. “Jadi kita ingin di kepala orang-orang luar Lumajang itu tergambarkan dalam bentuk apa,” ujar Setiawan.
      Ia menyebutkan bahwa di dunia atau di kawasan Asia termasuk Asia Tenggara banyak kota-kota yang sedang mengembangkan dirinya. Lumajang harus punya image (citra) yang perlu dikembangkan, ditonjolkan dan apa yang perlu dikenalkan. Ini tidak hanya sebatas bicara slogan Lumajang yang eksotik, namun esensi dari eksotik itu sendiri apa.
      Ketika orang luar membaca Lumajang eksotik, maka dibenaknya harus langsung tergambar keindahan yang menarik untuk dikunjungi, misalkan keragaman budaya yang sudah tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Seni dan budaya serta alam yang penuh keindahan dan layak untuk dijadikan pariwisata atau produk unggulan yang lainnya.
      Setiawan ingin memberikan sebuah gambaraan yang intinya citra Lumajang yang baik, bukan justru terbayang citra yang tidak baik misalnya kemacetan, premanisme atau bencana alamnya.
      Untuk menunjukkan citra Lumajang yang baik ini, maka Lumajang harus bisa mengikuti event-event yang bisa mengangkat citra seperti kegiatan expo baik di luar kota maupun di luar negeri. Apa saja yang menjadi keunggulan Lumajang bisa dipamerkan dan perlu juga lakukan promosi-promosi potensi Lumajang sehingga dikenal oleh investor dari luar.
      “Ini yang perlu dilihat dan diimplementasikan Pemerintah Kabupaten Lumajang supaya ketika slogan Lumajang eksotik dibaca oleh orang luar daerah itu mereka sudah punya gambaran apa sih Lumajang itu,” jelas Setiawan.
      Terkait Attraction Marketing, banyak hal yang bisa ditumbuhkan ataupun kembangkan dan diciptakan. Seperti menciptakan produk-produk unggulan Kabupaten Lumajang. Misalkan di bidang perkebunan diciptakan Pisang Kirana yang sekarang menjadi pisang unggulan Kabupaten Lumajang selain Pisang Agung.
      Ini perlu dikembangkan terus-menerus dan perlu ada penciptaan-penciptaan seperti itu sehingga Lumajang tidak hanya menyerah kepada alam. “Apa yang dihasilkan oleh alam itu yang kita kembangkan. Ini perlu adanya proses produksi untuk menciptakan produk unggulan dari Lumajang,” ujarnya.
      Pada attraction marketing ini juga diperlukan etalase daerah dalam bentuk Pusat Logistik Daerah. Di Lumajang harus ada pusat-pusat eksebisi, pusat-pusat pameran atau dibuat sebuah tempat pameran di Jakarta, Surabaya, Medan atau di manapun sebagai perwakilan Lumajang.
      “Mungkin kita bisa bergabung dengan tempat-tempat eksebisi yang ada di sana, misalkan Jatim Expo. Lumajang perlu punya lapak tetap sehingga setiap kegiatan eksebisi kita ada disana,” tutur Setiawan.
      “Jangan hanya seperti pameran di Lumajang, pengunjung hanya disuguhi foto-foto produk UMKM binaan dari dinas tertentu. Sekarang bukan zamannya seperti itu,” sambung Setiawan. Ia menambahkan bahwa era sekarang pameran harus lebih atraktif agar mampu menarik dan menyedot perhatian pengunjung.
      Dalam attraction marketing ini perlu bekerjasama dengan masyarakat terutama msyarakat sekitar yang paham kira-kira potensi apa saja yang memiliki daya tarik untuk bisa dikembangkan, dan diperkenalkan. Seperti diketaui bahwa Lumajang ini memiliki banyak daya tariknya selain sumber daya alam yang luar biasa juga ada tempat dan bangunan history sebagai cagar budaya seperti di Biting dan Jembatan Perak seperti yang pernah di ulas sebelumnya.
     Infrastruktur Marketing terkait dengan kemusahan akses. Ketika menawarkan peluang investasi kepada investor di luar daerah, mereka pasti menanyakan sarana dan prasarananya. Bukan hanya infrastruktur fisik tetapi juga non fisik sepertk kemudahan-kemudahan dalam hal perizinan.
      Setiawan menggambarkan, semisal kita mengajukan izin untuk sebuah kafe, di Lumajang menghabiskan dana Rp. 1.500.000, dua minggu tidak selesai. Tetapi ketika mengurus di Jember habis dana Rp. 350.000 dan itu hanya 3 hari sudah selesai. “Ini yang susah dan ini sering dikeluhkan oleh teman-teman di Lumajang, Cak Thoriq dan Bunda Indah harus mendengar dan memperbaiki ini,” ungkapnya.
      Bupati dan Wakil Bupati menurut Setiawan harus mengundang pelaku-pelaku usaha di Lumajang untuk serap aspirasi. Apa saja yang menjadi keluhan mereka dan dicari tahu kenapa selalu ada masalah dengan perizinan. Jangan-jangan birokrasi sendiri yang mempersulit.
      “Kenapa setiap kali Bupati dan Bunda Indah sidak atau berkunjung ke mana-mana itu selalu ada masalah perizinan. Kalau izin mudah kan tidak mungkin ada masalah,” tutur Setiawan. Ini perlu mendapat perhatian serius dan segera diperbaikai.
      Kemudian harus diperhatikan juga masalah kualitas infrastruktur-nya, juga ketersediaan lahan untuk para investor, dilakukan pendampingan misal apakah bisa dibantu untuk pembebasan lahannya dan lain-lain. Selain lahan bagaimana dengan tenaga kerjanya, bagaimana keamanannya. Semua ini harus disiapkan oleh Pemerintah Daerah Lumajang.
      Sementara People Marekting ini adalah strategi bagaimana caranya agar orang Lumajang bangga dengan daerahnya, tahu keunggulan daerahnya sendiri, dan ikut memasarkan Lumajang ke luar daerah. Lumajang juga bisa mengundang influencer nasional dan internasional untuk membuat sebuah film, membuat sebuah video dan foto-foto tentang keunggulan Lumajang supaya bisa dikenal di kalangan sosial media.
      Selain itu juga bisa mengadakan kegiatan dengan mengundang orang terkenal untk beraktivitas di Lumajang. Ini menurutnya akan cukup membantu untuk mengenalkan Lumajang.
Strategi ini memang membutuhkan peran serta seluruh lapisan masyarakat. Orang Lumajang harus pintar memasarkan daerahnya sendiri, tidak hanya pasrah kepada pemerintah daerah.
      Masyarakat juga harus bisa menjadi agen pemasaran. People Narketing ini harus di manage dengan baik. Masyarakat sekitar harus mendukung dan memposisikan sebagai wakil yang mencerminkan penduduk Lumajang yang bersahabat.
 
MARKETING TERINTEGRASI
      Dari seluruh upaya marketing tersebut menurut Setiawan marketing yang tepat adalah marketing terintegrasi secara menyeluruh. “Kalau tujuannya menarik investor, maka kita harus tahu investor itu adanya di mana. Investor itu biasanya kalau di luar kota membuat jejaring bisnis dalam grup besar dan mereka punya semacam forum komunikasi sesama investor yang mana kalau kita bisa menarik satu investor dan dia merasa puas dengan pelayanan yang kita berikan, dia akan mengundang teman-temannya yang lain,” ungap Setiawan.
      Untuk itu banyak hal yang harus dilakukan. Pertama adalah menciptakan iklim yang menarik dan ini tentu harus terjamin stabilitasnya, stabilitas politik, sosial masyarakat dan stabilitas keamanan. Kalau ini tidak terjamin, maka investor akan berpikir berulang kali untuk masuk ke Lumajang.
      Selain itu, kedua, yang perlu mendapat perhatian yakni prosedur perizinan yang sederhana. Seperti yang dikatakan Pak Jokowi (Presiden RI) yang berulang kali mengatakan bahwa izin jangan sampai berbelit-belit. Maka perizinan investasi di Lumajang harus sangat sederhana, cepat dan murah. Ini yang perlu di kembangkan oleh pemerintah Lumajang.
      Selanjutnya, yang ketiga, tentang indeks investasi di Lumajang yang perlu dijaga, karena kalau indeksnya buruk maka mereka tidak akan mau masuk dan akan membandingkan dengan Probolinggo, Jember, Malang dan kabupaten-kabupaten lain disekitar Lumajang.
      “Kalau kabupaten lain lebih baik, maka mereka akan masuk ke sana. Pelayanan kita juga harus lancar, artinya tidak boleh diribetkan, dipimpong kesana-kemari,” ujar Setiawan.
      Jika prosedurnya sudah rumit dan membingungkan bagi para investor, maka mereka akan punya gambaran bahwa Lumajang tidak bagus untuk investasi. Apa yang terjadi ini akan tersebar ke group jejaring para investor tersebut dan mereka kalau mau masuk Lumajang akan berpikir lagi.
      Dengan sarana dan prasarana yang menunjang terkait dengan ketersediaan lahan, tenaga kerjanya dan infrastruktur jalannya, maka inilah yang akan mengundang investor untuk masuk. Upaya marketing ini bukan hanya marketing yang hanya beriklan, promosi, memakai influencer, promosi di media. Tetapi marketingnya adalah marketing terintegrasi dari semua strategi tersebut.
      Ini harus ada implementasi di lapangan dengan perubahan terus-menerus, perbaikan pelayanan, perbaikan perizinan, perbaikan sarana dan prasarana sehingga semua strategi seperti image marketing, attraction marketing, infrastruktur marketing dan people marketing harus bisa berjalan dengan benar agar Lumajang dikenal lebih baik dan investasi masuk Lumajang sehingga kucuran dana pasti masuk ke Lumajang lebih deras lagi. (TEGUH EKAJA)

Posting Komentar

0 Komentar