KAMPUNG TANGGUH POLRES LUMAJANG GERAKKAN MASYARAKAT MENJADI TANGGUH HADAPI CORONA


      Sesuai dengan yang diprogramkan Polda Jawa Timur (Jatim), jajaran Polres Lumajang higga kini masih terus berupaya untuk membentuk Kampung Tangguh, Ponpes Tangguh, Industri Tangguh, Jantor Tangguh dan Pasar Tangguh sebagai upaya penanggulangan Covid-19 atau corona.
      Kasat Lantas AKP I Putu Angga Feriyana dan Kanit Dikyasa Polres Lumajang Ipda Andrea Shinta, Kamis (18/6) lalu hadir di Radio Semeru FM untuk menjelaskan kepada masyarakat Lumajang tentang program Polda Jatim tersebut. Dalam acara talkshow Panorama Pagi yang dipandu Haryanto, S.Pd tersebut dijelaskan bahwa Kampung Tangguh adalah salah satu program dari Kapolda Jatim dalam rangka percepatan penanganan covid-19 di Jawa Timur.
      Kampung Tangguh itu sendiri sebenarnya dilatarbelakangi oleh Covid-19 yang dinilai telah berdampak terhadap kehidupan sosial ekonomi dan budaya. Covid-19 dipandang sebagai suatu ancaman yang bisa menimbulkan konflik dan perselisihan.
      Menurut Ipda Shinta, program tersebut dilaksanakan dengan gerakan atau aksi nyata di daerah yang ditunjuk. Biasanya, daerah yang ditunjuk adalah daerah yang terindikasi terpapar penyebaran Covid-19, namun warganya aktif baik secara personal maupun kelompok, dengan pendampingan khusus dari stakeholder yang terorganisir intens dan terfokus.
      Tujuan Jampung Tangguh itu sendiri yaitu untuk memutus atau mengurangi atau meredam mata rantai penyebaran Covid 19 dalam batas waktu yang ditentukan. Selain itu juga dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dan membangun semangat bersama agar lebih waspada terhadap penyebaran Covid-19. Membangun solidaritas masyarakat, membangun kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam rangka meminimalisir dampak sosial ekonomi akibat pandemi Covid 19. Terakhir Kampung Tangguh bertujuan untuk mensosialisasikan masyarakat agar bisa produktif dan aman dari Covid 19 dalam menyongsong era new normal ini. “Itulah tujuan dilaksanakannya program tersebut,” ujar Ipda Shinta.
      Sasarannya adalah masyarakat yang terdampak penyebaran Covid-19 yang berada di suatu wilayah tertentu. Pelaksana program Kampung Tangguh adalah warga kampung itu sendiri dengan kriteria tertentu beserta perangkat desa, RW ,RT, tim dari Polda Jatim, tim dari Polres dan dukungan dari Forkopimda setempat.
      “Fokus utama dari Jampung Tangguh ini yaitu tangguh kesehatan jasmani dan rohani, tangguh sosial ekonomi, tangguh keamanan, tangguh informasi dan kreativitas,” jelasnya.
Hingga saat ini di wilayah Lumajang sudah ada beberapa Kampung Tangguh yang diresmikan Kapolres Lumajang bersama Forkopimda, di antaranya Desa Banjarwaru, Kecamatan Lumajang; Desa Kaliboto Lor, Kecamatan Jatiroto; Desa Pasirian, Kecamatan Pasirian ; Desa Tukum,  Kecamatan Tekung; Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono.
      “Setiap hari bertahap dan semoga dalam waktu dekat bisa mencakup seluruh desa di Kabupaten Lumajang,” ungkap Ipda Shinta. Terkait dengan program ini sendiri, dari Satlantas diwajibkan terjun dan turun langsung ke Kampung Tangguh sesuai tugas pokoknya. Kampung Tangguh diutamakan terbentuk di daerah zona merah, karena menurut Ipda Shinta pihaknya sebagai aparat pemerintah bersama stakeholder terkait harus memberikan treatment untuk menurunkan zona merah menjadi zona kuning atau hijau.
 
Ipda Andrea Shinta

KEMATIAN AKIBAT KECELAKAAN LEBIH BESAR DARI CORONA
      AKP Angga dan Ipda Shinta memaparkan bahwa saat ini penanganan Covid-19 masih harus terus digalakkan, karena data yang terpapar Covid-19 masih belum turun. Namun demikian ia juga mengingatkan bahwa kematian akibat laka lantas (kecelakaan lalulintas) juga banyak, bahkan melebihi korban Covid-19. Karena itulah Satlantas Polres Lumajang juga diwajibkan berperan untuk menciptakan Kampung Tangguh dan lain-lain agar tidak banyak korban jiwa.
      “Data lakalantas di Lumajang selama 1 tahun yakni tahun 2019 kemarin, telah terjadi 606 lakalantas dengan korban meninggal sejumlah 128 orang dan yang mengalami luka-luka ringan 719,” ujar Ipda Shinta. “Tahun ini saja mulai Januari hingga bulan Mei tercatat ada 216 kejadian lakalantas yang melibatkan pejalan kaki, roda dua, mobil, truk, bus dan lain-lain yang menyebabkan 54 orang meninggal, luka berat 6 orang yang mengakibatkan cacat seumur hidup dan luka ringan 268,” imbuhnya sembari membandingkan jumlah korban Covid-19 di Lumajang tidak banyak.
      Ketika ditanya tentang penyebab dari kecelakaan itu sendiri, Ipda Shinta mengatakan bahwa dari seluruh kecelakaan yang ada, 80% karena faktor kelalaian pengguna jalan itu sendiri yang dinilainya kurang disiplin. Sementara faktor infrastruktur diperkirakan hanya sekitar 5%, faktor dari kendaraan 10%. Data ini juga dibenarkan Kasatlantas AKP I Putu Angga Feriyana.

SOSIALISASI PENANGANAN CORONA MASA PANDEMI
      Di masa pandemi Covid-19 atau corona ini Satlantas Polres Lumajang tetap melaksanakan tugas-tugasnya, termasuk terlibat dalam sosialisai pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Dicontohkan saat pelaskanaan Kampung Tangguh di Desa Banjarwaru hari Selasa (16/6) lalu, bersama perangkat desa dari ketua RT, RW dan perwakilan beberapa warga, Satlantas memberikan sosialisasi tentang pencegahan Covid 19, tentang safety riding, tentang etika berlalu lintas di jalan raya, teknik-teknik berkendara.
      “Semuanya kita latihkan, tidak hanya dengan teori namun juga praktek, masyarakat antusias sekali bahkan mereka minta terus,” ujar Ipda Shinta. Sayang sekali karena masih dalam masa pandemi maka acara ini tidak bisa melibatkan banyak orang dan tetap dilaksanakan dengan mentaati protokol kesehatan.
      Keesokan harinya yakni hari Rabu juga dilaksanakan acara ‘Polisi Sahabat Anak dan Boneka Semeru’ bersama anak-anak TK. Anak-anak usia TK ini diajak cara bermain bersama boneka semeru, bernyanyi bersama. Namun diakuinya jumlah pesertanya tidak banyak hanya 30 anak, karena luas balai desa yang tidak mencukupi dalam jumlah besar. Selain diajak bermain, anak-anak ini juga diajak belajar cuci tangan yang benar sesuai protokol kesehatan. Anak-anak usia dini ini juga diajak belajar mengenai tertib berlalu lintas di taman lalu lintas portable yang dibawa tim Satlantas (satuan lalu-lintas).
      Upaya Satlantas Polres Lumajang ini diharapkan bisa membantu masyarakat Lumajang untuk beradaptasi dengan situasi new normal yang dicanangkan pemerintah. Selain kepada masyarakat dewasa juga ditanamkan sejak dini kepada anak-anak agar nanti kehidupan new normal bisa dijalani dengan baik dan sesuai dengan protokol kesehatan.

AKP I Putu Angga Feriyana
LANGKAH PREVENTIF
      Hal senada diungkap Kasat Lantas Polres Lumajang, AKP I Putu Angga Feriyana. AKP Angga berharap agar masyarakat membudayakan tertib berlalu lintas. Ia mengaku terus bersosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat termasuk paguyuban dan komunitas motor agar mentaati protokol kesehatan.
      Kasat Lantas mengatakan bahwa pihaknya juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk meminimalisir terjadinya laka lantas, misalnya pemasangan rambu-rambu di jalur rawan seperti pemasangan pembatas dan garis jalan dengan mata kucing, garis kejut berupa polisi tidur yang kecil-kecil, dan lampu penerangan jalan.
      “Kami sudah lakukan langkah-langkah preventif, namun jika pengendaranya masih ugal-ugalan ya tetap saja terjadi laka. Belum lagi lampu penerangan yang sering dirusak orang tak bertanggung jawab,” ujarnya.
      Disinggung soal penerapan protokol kesehatan di era new normal, seperti penggunakan masker bagi pengendara dan penumpang motor maupun mobil, Kasatlantas berujar bahwa saat ini sesuai dengan instruksi atasannya pihaknya masih memfokuskan kepada pemberian teguran dan mengurangi melakukan penindakan tilang. Ini untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. “Namun jika ada pelanggaran yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan dan pelanggaran kasat mata, terpaksa kami lakukan tindakan penilangan,” ujar Kasatlantas.
      Dalam kesempatan talkshow di Semeru FM ini, Satlantas Polres Lumajang menuai banyak pujian dan apresiasi dengan segala upayanya sehingga ada pengurangan jumlah laka-lantas selama pandemi corona. Selain itu juga banyak pendengar yang melaporkan beberapa keluhan seperti masih banyaknya truk tebu yang beroperasi melewati jalur tikus untuk menghindari petugas dan juga tentang calo SIM yang masih marak. Menanggapi hal ini AKP Angga mempersilahkan masyarakat untuk melaporkan pada dirinya atau petugas terkait agar bisa ditindak.
      Pendengar radio Semeru FM juga pemirsa live FB Radio Semeru FM juga mempertanyakan soal informasi yang menyebutkan pada bulan Juli ini akan ada program SIM gratis. Informasi ini ditepis oleh Kasat Lantas, namun ia menyebutkan bahwa ada pelayanan khusus yang diberikan kepada masyarakat yang kebetulan lahir di tanggal 1 Juli, apabila sudah cukup usia dan persyaratan maka akan diberikan SIM secara khusus.
      “PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) akan dibayarkan oleh sponsor, sehingga tidak usah membayar PNBP dan lain sebagainya. Jadi ada pelayanan khusus karena 1 Juli merupakan Hari Bhayangkara. Kami memberikan pelayanan khusus untuk masyarakat yang lahir di tanggal 1 Juli, hanya di tanggal 1 Juli saja untuk yang lain-lain tetap seperti biasa,” terangnya. (TEGUH EKAJA).

Posting Komentar

0 Komentar