Lumajang, Suara Semeru - Suara hentakan kaki dan teriakan memenuhi Aula SMKN 1 Tekung, Minggu, 28 Desember 2025. Di ruang itu, puluhan atlet muda berdiri berhadapan, memusatkan konsentrasi, lalu memperagakan jurus-jurus karate tradisional yang telah mereka latih bertahun-tahun.
Kejuaraan
Karate Tradisional Lumajang 2025 bukan sekadar kompetisi, melainkan ruang
pembinaan dan perayaan olahraga tradisional yang terus dijaga di Kabupaten
Lumajang. Sekitar 80 atlet dari berbagai Dojo yang tergabung dalam
Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI) ikut ambil bagian.
Mereka
menampilkan teknik, strategi, dan sportivitas yang mencerminkan proses
pembinaan panjang di tingkat akar rumput. Setiap gerakan menjadi cerminan
disiplin, ketekunan, dan semangat juang yang ditanamkan sejak dini.
Kejuaraan
ini juga menjadi bagian dari persiapan Lumajang menghadapi Festival Olahraga
Provinsi (FORPROV) 2026 di Jember dan Festival Olahraga Rekreasi Nasional
(FORNAS) 2027 di Palu. Namun, target prestasi tidak berdiri sendiri. Ada upaya
menjaga tradisi dan membangun karakter generasi muda yang menjadi ruh utama
kegiatan ini.
Dr. Moh.
Taufik, S.H., M.H., yang hadir mewakili Ketua Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Kabupaten Lumajang, menegaskan bahwa kejuaraan
lokal memiliki peran strategis dalam membangun fondasi atlet daerah.
“Lumajang
sudah membuktikan prestasinya pada FORNAS sebelumnya dengan sembilan medali
emas dan peringkat dua nasional. Target berikutnya tentu peringkat satu. Tapi
semua itu harus dimulai dari pembinaan yang konsisten melalui kejuaraan seperti
ini,” ungkapnya, Senin 29 Desember 2025.
Bagi para
pelatih, kemenangan bukan satu-satunya tujuan. Seperti yang disampaikan oleh Sensei
Feri Sinaro, ia menilai kejuaraan justru menjadi ruang pembelajaran bagi atlet,
terutama dalam membentuk mental dan karakter.
“Yang paling
penting adalah prosesnya. Kami membina disiplin, sportivitas, dan mental
bertanding. Menang atau kalah adalah bagian dari perjalanan untuk membentuk
atlet yang tangguh,” kata Feri.
Melalui FKTI
yang berada di bawah naungan KORMI, Lumajang terus mengembangkan sistem
pelatihan karate tradisional secara terstruktur. Mulai dari penguasaan teknik
dasar hingga strategi bertanding, semuanya diarahkan agar atlet mampu tampil
maksimal di tingkat provinsi dan nasional tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisi.
Dampak
kejuaraan ini juga dirasakan di luar arena pertandingan. Karate tradisional
menjadi medium pembentukan karakter generasi muda disiplin, percaya diri, dan
bermental kuat, nilai-nilai yang relevan tidak hanya dalam olahraga, tetapi
juga dalam kehidupan sehari-hari.
“Lewat
kejuaraan ini, kami tidak hanya mencetak juara, tetapi juga membangun identitas
olahraga tradisional Lumajang. Atlet dibekali keterampilan, karakter, dan
mental juara untuk mengharumkan nama daerah,” ujar Feri.
Kejuaraan
Karate Tradisional Lumajang 2025 pun menjadi penanda bahwa di tengah arus
olahraga modern, Lumajang tetap setia merawat olahraga tradisional sebagai
bagian dari budaya daerah sekaligus sumber prestasi yang membanggakan. (yon)

0 Komentar