Lumajnag, Suara semeru - Peringatan Hari Jadi Lumajang (Harjalu) ke-770 Tahun 2025 ditegaskan sebagai ruang penentuan arah, bukan sekadar perayaan simbolik.
Dalam prosesi yang berlangsung di Pendopo Arya Wiraraja
tersebut, Harjalu dimaknai sebagai kompas strategis yang menuntun kebijakan dan
pembangunan Lumajang ke depan, agar tetap berakar pada nilai sejarah, kepekaan
sosial, kekuatan budaya, dan semangat kebersamaan.
Bupati Lumajang Bunda Indah Amperawati menyampaikan bahwa
usia 770 tahun menghadirkan tanggung jawab moral dan politik untuk memastikan
pembangunan tidak kehilangan orientasi nilai di tengah percepatan perubahan
zaman.
“Harjalu adalah pengingat arah. Setiap kebijakan yang kita
ambil harus selaras dengan sejarah Lumajang, peka terhadap kondisi sosial, dan
berpihak pada keberlanjutan,” ungkapnya.
Menurutnya, refleksi Harjalu mendorong pemerintah untuk
terus menimbang dampak jangka panjang dari setiap program pembangunan, tidak
hanya pada aspek fisik dan ekonomi, tetapi juga pada kohesi sosial dan kualitas
kehidupan masyarakat.
“Pertumbuhan tanpa nilai akan rapuh. Karena itu, Lumajang
harus tumbuh dengan kesadaran, empati, dan ketangguhan,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Bupati Lumajang, Mas Yudha
Adji Kusuma, menurutnya Harjalu ke-770 menjadi momen penyelarasan antara
warisan masa lalu dan kebutuhan masa depan, agar pembangunan daerah tidak
terputus dari identitasnya.
“Harjalu mempertemukan sejarah dan masa depan. Dari sinilah
kita memastikan bahwa langkah Lumajang ke depan tetap memiliki pijakan yang
kuat dan arah yang jelas,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa tantangan ke depan, mulai dari dinamika
ekonomi, perubahan iklim, hingga transformasi sosial, membutuhkan arah
pembangunan yang konsisten dan berbasis kolaborasi.
“Kompas pembangunan Lumajang adalah kebersamaan. Tanpa
kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha, arah pembangunan
tidak akan kokoh,” ujarnya.
Rangkaian Harjalu ke-770 yang memadukan kesederhanaan,
empati sosial, pelestarian budaya, penguatan ketahanan pangan, serta gotong
royong lintas elemen memperlihatkan pendekatan pembangunan yang utuh dan
terintegrasi. Setiap prosesi tidak berdiri sendiri, tetapi saling melengkapi
sebagai narasi besar tentang arah masa depan Lumajang.
Melalui pemaknaan Harjalu sebagai kompas strategis,
Pemerintah Kabupaten Lumajang menegaskan bahwa perjalanan ke depan tidak hanya
diukur dari capaian angka, tetapi dari konsistensi menjaga nilai dan
keberlanjutan. Harjalu ke-770 menjadi penanda bahwa Lumajang terus melangkah
dengan arah yang jelas, yakni tumbuh semakin tangguh, berakar pada jati diri,
dan siap menghadapi tantangan masa depan. (yon)

0 Komentar