Lumajang, Suara Semeru - Bupati Lumajang, Bunda Indah
Amperawati, menekankan pentingnya literasi keuangan digital bagi perempuan desa
agar terhindar dari jerat pinjaman ilegal dan praktik keuangan berisiko.
Bunda Indah menyoroti fenomena pinjaman ilegal yang kerap
memanfaatkan keterbatasan literasi keuangan masyarakat, khususnya perempuan
desa. Pinjaman semacam ini sering disertai bunga tinggi, praktik penagihan yang
merugikan, dan risiko kehilangan aset keluarga.
“Perempuan harus tahu cara mengelola uang, membedakan
pinjaman legal dan ilegal, serta memanfaatkan layanan keuangan yang aman. Ini
bagian dari upaya menjaga kemandirian ekonomi keluarga,” ujarnya.
Menurut Bunda Indah, literasi keuangan digital menjadi
senjata utama perempuan untuk menghindari jebakan tersebut. Dengan memahami
produk perbankan, aplikasi e-wallet, dan layanan fintech resmi, mereka dapat
mengakses modal secara aman, mencatat transaksi, dan memantau arus kas usaha
atau rumah tangga.
“Kami ingin perempuan desa tidak hanya bisa meminjam uang,
tapi meminjam dengan cerdas, aman, dan sesuai aturan. Dengan begitu, mereka
bisa mengembangkan usaha tanpa risiko jeratan pinjaman ilegal,” tegasnya.
Kegiatan ini juga dilengkapi pelatihan praktik penggunaan
layanan keuangan digital, simulasi pencatatan keuangan, serta edukasi mengenai
ciri-ciri pinjaman ilegal. Tujuannya adalah agar perempuan terbiasa
memanfaatkan teknologi finansial secara aman dan efektif.
Bunda Indah menekankan bahwa kemandirian finansial perempuan
tidak hanya soal meningkatkan pendapatan, tetapi juga kemampuan mengambil keputusan
yang bijak, mengelola risiko, dan membangun usaha yang berkelanjutan.
“Setiap ibu yang melek keuangan adalah pelindung ekonomi
keluarga dari praktik keuangan yang merugikan. Ini adalah investasi jangka
panjang bagi kesejahteraan rumah tangga dan ekonomi lokal,” katanya.
Ia juga mengajak lembaga perbankan, fintech legal, dan
komunitas perempuan untuk terus mendampingi masyarakat, memastikan akses
keuangan digital tidak hanya tersedia, tetapi juga dimanfaatkan dengan aman.
“Kita ingin menciptakan ekosistem keuangan desa yang sehat,
di mana perempuan bisa berkembang tanpa harus terjebak pinjaman ilegal atau
risiko finansial lainnya,” pungkas Bunda Indah. (har)

0 Komentar