Lumajang, Suara Semeru - Fenomena gerhana bulan berwarna merah darah atau blood moon, mulai menghiasi langit Indonesia termasuk di Kabupaten Lumajang, pada Minggu 7 September 2025 malam hingga Senin 8 September 2025 dini hari.
Salsa, mahasiswi
yang mengaku berdomisili di jalan Kapuas Lumajang, saat dikonfirmasi Radio
Semeru FM mengungkapkan, bahwa fenomena ini langka dan menjadi daya tarik
tersendiri untuk memperluas wawasan soal fenomena alam yang jarang sekali
terjadi.
“Menurut aku
gerhana bulan seperti ini kan jarang sekali terjadi, makanya banyak masyarakat
yang berbondong-bondong keluar rumah untuk menyaksikan fenomena ini,”
ungkapnya.
Hal senada
juga disampaikan Ongko, Warga Desa Wonokerto, Kecamatan Gucialit, ia mengaku
sengaja datang ke lokasi wisata baru di desanya yaitu Bukit Jenggolo untuk menyaksikan fenomena
langka tersebut, sayangnya meskipun sudah berada di ketinggian dia dan
teman-temannya masih belum bisa melihatnya secara optimal proses gerhana bulan
tersebut terjadi.
“Tidak bisa
melihat secara total hanya sebagian saja, tapi bagus lah, kan tidak terhalang
oleh cahaya lampu atau cahaya lainnya,” bebernya.
Sementara
itu, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sesuai
keterangan rilisnya, bahwa gerhana bulan total kali ini dapat diamati dari
seluruh wilayah Indonesia termasuk di Lumajang.
Fenomena ini
terjadi ketika bumi berada di tengah-tengah antara matahari dan bulan,
membentuk garis lurus cahaya matahari yang seharusnya mengenai bulan terhalang
oleh bumi, namun, atmosfer bumi memfilter cahaya yang lolos, hanya menyisakan
spektrum merah dan oranye, fenomena gerhana bulan total termasuk salah satu
peristiwa astronomi yang jarang terjadi. (yon)
0 Komentar