DBHCHT 2025 SEBESAR 11,7 MILIAR DIFOKUSKAN UNTUK PROGRAM PRIORITAS KESEHATAN

Lumajang, Suara Semeru - Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2025 sebesar lebih dari Rp11,7 miliar dikucurkan untuk mendukung tiga program prioritas di bidang kesehatan.

Sekretaris Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Lumajang, Ester Pramedina, SKM, M.Kes, mengatakan bahwa alokasi dana tersebut difokuskan pada pengadaan alat kesehatan, pelayanan gizi masyarakat, serta pengelolaan jaminan kesehatan.

“Alokasi dana tersebut untuk memperkuat sarana prasarana, memperluas pelayanan gizi, sekaligus memastikan masyarakat mendapatkan jaminan kesehatan yang lebih baik, karena penggunaan DBHCHT diarahkan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat, terutama di fasilitas pelayanan kesehatan daerah,” ungkapnya, saat dikonfirmasi Radio Semeru FM di ruang kerjanya pada Selasa 23 September 2025.

Ia menjelaskan, bahwa dana tersebut juga dipergunakan untuk pelayanan gizi masyarakat, seperti pemberian makanan tambahan di desa-desa lokus stunting. Sementara program jaminan kesehatan masyarakat difokuskan pada peningkatan cakupan layanan (UHC), terutama bagi warga tidak mampu.

Melalui program ini, masyarakat kurang mampu akan mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan lewat pembayaran premi BPJS Kesehatan yang ditanggung oleh pemerintah daerah. Di sisi lain, sistem kapitasi di puskesmas turut memperkuat layanan dasar agar lebih merata dan berkelanjutan.

Menurutnya, dari total anggaran, alokasi terbesar diberikan untuk jaminan kesehatan masyarakat sebesar Rp7 miliar. Sementara pengadaan alat kesehatan dan penunjang medis menyerap Rp2,95 miliar, dan pelayanan gizi masyarakat mendapat Rp1,75 miliar.

Hingga pertengahan September 2025, realisasi anggaran masih berlangsung. Evaluasi menyeluruh terhadap capaian program akan dilakukan di akhir tahun, seiring dengan berakhirnya masa anggaran. Dengan dukungan DBHCHT ini, Dinas Kesehatan berharap layanan kesehatan di Lumajang semakin optimal, baik dari sisi sarana, tenaga medis, maupun program pelayanan langsung kepada masyarakat.

“Anggaran tiap program disesuaikan dengan kebutuhan, bukan dibagi rata, dan kami memprioritaskannya berdasarkan urgensi dan dampak kegiatan,” pungkasnya. (yon)


Posting Komentar

0 Komentar