SUDAH DUA DEKADE, TRANSFORMASI DIGITAL DAN PERBAIKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN DI LUMAJANG MASIH TERTINGGAL DENGAN DAERAH LAIN

     Lumajang, Suara Semeru - Meskipun sudah masuk dua dekade, transformasi digital dan perbaikan tata kelola pemerintahan di Kabupaten Lumajang, masih menghadapi berbagai tantangan dan tertinggal jauh dengan kabupaten/kota lainnya.

     Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lumajang, Reza Hadi Kurniawan, S.IP., meskipun digitalisasi menawarkan potensi peningkatan efisiensi, transparansi, dan pelayanan publik, kesenjangan digital, keamanan siber, resistensi terhadap perubahan, serta masalah pendanaan masih menjadi kendala utama yang perlu diatasi.

     “Jika mengacu pada daerah lain, Kabupaten Lumajang tranformasi digital dan perbaikan tata kelola pemerintahannya masih belum bisa bersaing, atau sedikit tertinggal dengan daerah lain,” ungkapnya, ketika menjadi narasumber diprogram Dewan Mendengar Radio Semeru FM, Senin 28 Juli 2025. Tema yang diusung dalam dialog tersebut adalah  ‘Tranformasi Digital dan Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan’.

     Melihat kondisi itu, seharusnya Kabupaten Lumajang memerlukan strategi komprehensif yang mencakup peningkatan infrastruktur, penguatan regulasi, pelatihan sumber daya manusia, kolaborasi dengan berbagai pihak, dan literasi digital yang luas, hal ini bertujuan untuk menciptakan pemerintahan yang lebih efisien, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

     “Alhamdulillah untuk periode ini kita sudah melakukan pembahasan secara serius dan kemungkinan besar alokasi anggaran untuk pengelolaan tranformasi digital pada perbaikan tata kelola pemerintahan secepatnya akan teranggarkan,” jelasnya.

     Selain itu, banyaknya aplikasi digital dimasing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) turut menjadi perhatian serius Dewan, karena bisa menjadi kendala dan belum terserapnya layanan ini secara optimal. Sehingga pihaknya mengusulkan pelayanan digitalisasi pemerintahan terintegrasi dalam satu aplikasi untuk semua bentuk pelayanan kepada masyarakat.

“Usulan ini merupakan langkah yang baik, namun perlu dipertimbangkan tantangan dan solusi yang komprehensif. Kita ambil contoh aplikasi Grab misalnya, dalam satu aplikasi tersebut bisa memberikan berbagai jenis pelayanan kepada pelanggannya. Nah ini yang kita harapkan dari aplikasi digital kita ke depan,” harapnya.

     Integrasi kata ini kata Reza berpotensi meningkatkan efisiensi dan kemudahan akses bagi masyarakat. Namun, perlu dipastikan kesiapan infrastruktur, keamanan data, serta literasi digital masyarakat agar aplikasi tersebut dapat diakses dan dimanfaatkan secara optimal. Meski diketahui bahwa perubahan dalam birokrasi pemerintahan seringkali menghadapi resistensi, hingga menghambat proses transformasi.

     Baik di kalangan masyarakat maupun aparatur pemerintah, literasi digital yang rendah menghambat adopsi teknologi, sehingga perlu dilakukan edukasi tentang pentingnya teknologi dalam pelayanan publik, kemudian soal integrasi data antar instansi dan sistem yang belum optimal, selama ini kerap menghambat efisiensi dan transparansi sehingga wajib dilakukan pembenahan.

     Penerapkan strategi yang tepat dan komprehensif, dapat menjadi kunci untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan secara digital, meningkatkan pelayanan publik, dan mendorong pembangunan yang lebih baik di Kabupaten Lumajang.

     “Dengan mempertimbangkan tantangan dan solusi yang komprehensif, digitalisasi pelayanan publik melalui satu aplikasi terpadu dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan masyarakat,” pungkasnya. (Yoni Kristiono)

 

Editor : Roni


Posting Komentar

0 Komentar