Lumajang, Suara
Semeru - Demi melestarikan warisan budaya di Kabupaten Lumajang, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) telah menyediakan anggaran hingga ratusan
juta. Upaya itu dilakukan untuk merangsang Pemerintah Desa, agar terus semangat
dalam memelihara dan melestarikan budaya yang ada.
Kabid Kebudayaan dan Pendidikan Masyarakat di Dinas
Pendidikan Lumajang, Muhammad Suhudi, M.Pd, menyampaikan, dana sebesar 100 juta
yang disediakan pihaknya itu sudah sejak lama. Meski begitu, masih ada saja
desa yang lebih memilih menggantikan acara ritualnya dengan kegiatan lain.
Kegiatan yang kita danai itu ritual desa dan adat budaya.
Desa di Kecamatan Pasrujambe ada yang rutin menggelar adat budaya, tapi tahun
belakangan ini malah diganti mberot. Hal itu tidak bias dialokasikan dari dana
tersebut. Desa yang rutin menggelar kegiatan budaya dan ritual, seperti Desa
Bulurejo, Kecamatan Tempursari dengan pagelaran wayang. Desa tersebut termasuk
salah satu desa yang masih kental kegiatan adat budayanya.
Tahun 2025 ini yang mendapat jatah dana tersebut seperti
Desa Kenongo, Kecamatan Gucialit dengan budaya Ojungnya. Kemudian ritual petik
laut di Desa Bades, Kecamatan Pasirian, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo
dengan ritual ke salah satu punden. Selanjutnya Desa Pasrujambe, Kecamatan
Pasrujambe dengan jolen atau gunungan dan Desa Bedayutalang, Kecamatan Senduro
dengan Ojung.
"Kuota nya memang terbatas karena harus bergiliran.
Pertahun jatahnya 5 desa dan masing-masing desa besaran bantuannya 20
juta," jelasnya.
Ia menegaskan, dana sebesar itu hanya khusus diperuntukkan
biaya kebutuhan ritual dan umborampenya. Sehingga tidak diperkenankan dipakai
menyewa sound sistem, apalagi kebutuhan lain.(Yhoni Kristiono)
Editor : Roni
0 Komentar