DETEKSI DINI PENYAKIT JANTUNG BAWAAN PADA ANAK, DINKES P2KB LUMAJANG AKAN GENJOT SCREENING

Sumber : Semeru FM

    Untuk mendeteksi secara dini Penyakit Jantung Bawaan (PJB) sejak dalam kandungan, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Lumajang, akan genjot screening. Melalui layanan ini diharapkan dapat mengurangi kematian penyakit jantung bawaan pada bayi baru lahir.

     Seperti yang disampaikan Farianingsih, S.ST, M.Kes, selaku Sub Koordinator KIA dan Gizi Dinkes P2KB Kabupaten Lumajang. Ia menegaskan bahwa penyakit jantung bawaan adalah penyakit bawaan yang paling lazim terjadi pada bayi, penyakit ini merupakan penyebab signifikan kematian bayi di Indonesia secara umum. 

     “Salah satu kontributor angka kasus dan kematian akibat penyakit tersebut adalah kurangnya kesiapan klinis untuk mendiagnosis dan merawat bayi dengan penyakit jantung bawaan. Sehingga kita akan genjot program screening sebagai upaya deteksi dini,” ungkapnya, ketika menjadi narasumber di Radio Semeru FM pada Senin (13/2).

Sumber : Semeru FM

     Hadir pula dalam dialog dengan tema “Meningkatkan Kualitas Anak Indonesia Melalui Screening Penyakit Jantung Bawaan Pada Bayi” yaitu dr. Hendrawati, Sp.JP selaku Spesialis Jantung dan Pembulu Darah dan dr. Asih Retno Wulandari, Sp.A selaku Dokter Spesialis Anak.

     Hal senada juga disampaikan dr. Hendrawati, Sp.JP selaku Spesialis Jantung dan Pembulu Darah. Penyakit jantung bawaan merupakan penyebab kematian tersering dari seluruh kelainan bawaan, angka kematian terjadi dalam 6 bulan pertama kehidupan dan 80% kematian terjadi pada usia 1 tahun.

     “Bila dilakukan screening jantung anak dalam janin dan setelah kelahiran, kita dapat segera mengambil langkah penanganan yang tepat. Sejumlah penyakit jantung bawaan tergolong kritis yang mengancam jiwa sehingga membutuhkan perawatan dan penanganan lebih baik,” jelasnya. 

Sumber : Semeru FM

     Lebih lanjut dr. Hendrawati menjelaskan, penyakit jantung bawaan telah diidentifikasi sebagai salah satu penyebab kematian tersering pada satu tahun pertama kehidupan, ada berbagai jenis penyakit jantung bawaan yang bisa terjadi, dengan klasifikasi yang paling umum yaitu yang membuat bayi biru (PJB sianotik) dan tidak membuat biru (PJB asianotik).

     Penyakit jantung bawaan disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya faktor genetik dan lingkungan, PJB seringkali pula merupakan bagian dari suatu sindrom bawaan lahir, ibu yang memiliki penyakit diabetes atau infeksi rubella saat kehamilan juga dapat berperan dalam kejadian PJB, meski demikian, hampir 90% kasus PJB terjadi tanpa penyakit yang mendasari.

     Bayi dengan PJB dapat menunjukkan bermacam tanda dan gejala, namun dapat juga tidak bergejala sampai ia dewasa. PJB yang tidak terdeteksi dan tidak terobati sampai dewasa berisiko menyebabkan gagal jantung dini dan kematian. 

     “Oleh karena risiko yang tinggi di masa depan, dan kejadian PJB yang sulit diprediksi, maka penting untuk melakukan deteksi dini PJB pada bayi baru lahir,” tegasnya.

     Sementara itu, dr. Asih Retno Wulandari, Sp.A selaku Dokter Spesialis Anak menambahkan, sebagian besar kasus kelainan jantung pada bayi dapat terdeteksi melalui USG selama masa kehamilan, untuk itulah, sangat penting melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin guna mendeteksi berbagai jenis kelainan pada janin, termasuk kemungkinan PJB.

Sumber : Semeru FM

     “Penyakit jantung bawaan merupakan penyebab kematian tersering dari seluruh kelainan bawaan, terjadi sekitar 1 dari 100 kelahiran hidup. Namun dengan kontrol kehamilan yang teratur, hal-hal yang dikaitkan sebagai penyebab PJB dapat dihindari atau dikenali secara dini,” ungkapnya. 

     Hal ini sangat penting untuk mencari solusi dari adanya faktor risiko yang terdapat pada ibu hamil, sebagai contoh pada kasus ibu hamil dengan penyakit gula, kadar gula darah harus dikontrol dalam batas normal selama masa kehamilan, umumnya, PJB dapat terdeteksi pada saat USG dilakukan pada paruh kedua kehamilan atau pada kehamilan lebih dari 20 minggu. 

     Selain itu, pencegahan dapat dilakukan pula dengan menghindarkan ibu dari risiko terkena infeksi virus tertentu seperti virus rubella, hal ini penting dilakukan, untuk screening sebelum merencanakan kehamilan, screening yang juga dikenal dengan screening TORCH ini merupakan hal yang penting dilakukan pada ibu-ibu hamil sebagai langkah pencegahan bayi terlahir dengan kelainan jantung.

     dr. Asih Retno Wulandari menambahkan, konsumsi obat-obatan tanpa resep dokter juga harus dihindari karena beberapa obat diketahui dapat membahayakan janin yang dikandungnya, khusus untuk obat-obatan yang sebelumnya atau saat hamil sedang dikonsumsi, harus dibicarakan secara khusus dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang menangani pemeriksaan kehamilan.

Sumber : Semeru FM

     Pada bagian akhir dialog, ke tiga narasumber sepakat bahwa semua orang tua pasti menginginkan melahirkan anak dalam keadaan sehat, namun pada kenyataannya masih banyak terdapat bayi yang dilahirkan dalam kondisi yang tidak normal, termasuk menderita penyakit jantung bawaan. 

     Meskipun angka kejadian penyakit jantung bawaan ini terhitung kecil dan kurang mendapatkan banyak perhatian, tetapi keberadaannya harus tetap dipahami oleh para orang tua, sehingga deteksi dini dan penanganan yang tepat dan cepat, sangat dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan hidup bayi. (YONI KRISTIONO)


Posting Komentar

0 Komentar