SAMBUT BIAN, DINKES P2KB LUMAJANG GANDENG TIM PENGGERAK PKK DAN MULTI STAKEHOLDER

 

Sumber : Semeru FM

     Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB), melakukan sosialisasi imunisasi anak dalam rangka Bulan Imunisasi Anak (BIAN) tahun 2022 di Radio Semeru FM pada Jum’at (9/9).
     Mengawali sosialisasi, Tim Penggerak PKK Kabupaten Lumajang dan Dinkes P2KB berkolaborasi guna mensukseskan program tersebut. Sinergi PKK dan Dinkes P2KB Kabupaten Lumajang ditunjukkan dengan menggandeng banyak pihak untuk ikut terlibat.
     Seperti yang disampaikan, Ketua TP PKK Kabupaten Lumajang, Ny. Musfarinah Thoriq, program BIAN harus melibatkan multi stakeholder agar bisa maksimal. Menurutnya, PKK berupaya menekan dampak penyakit pada bayi, misalnya polio, rubella sampai campak. Karena itu, sosialisasi harus lebih gencar disampaikan kepada para ibu.
     “Ibu memiliki peran penting dalam kesehatan anak. Bayi gampang sakit atau tidak, tergantung upaya ibunya. Untuk mencapai target tersebut, kami dengan Dinkes P2KB juga sudah melakukan program swiping imunisasi, dengan pelibatan multi stakeholder,” ungkapnya.
     Hadir pula dalam dialog tersebut Kepala Dinkes P2KB Kabupaten Lumajang, Dr. Bayu Wibowo Ignasius dan Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinkes P2KB Kabupaten Lumajang, Munif Arifin, SKM. MPH. Tema yang diusung dalam dialog itu adalah “Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN)”.
     Ia menambahkan, selama pencanangan BIAN, diharapkan orang tua segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau pos pelayanan imunisasi untuk mendapatkan imunisasi rutin.
     Pemberian imunisasi terbukti melindungi anak dari penyakit berbahaya, sehingga anak lebih sehat dan lebih produktif. Tak hanya itu, manfaat dari imunisasi juga jauh lebih besar dibandingkan dampak yang ditimbulkan di masa depan. 

Sumber : Semeru FM

     “Tujuan imunisasi semata-mata agar anak kita tidak penyakitan. Jangan sampai anak kita sakit-sakitan. Demi kesehatan bayi, harus imunisasi. Saya juga mengharap desa maupun kelurahan bisa koordinasi dengan PKK. Sehingga, data anak belum imunisasi bisa di-update. Harapan saya, di wilayah Kabupaten Lumajang tidak ada lagi ibu yang tidak mau anaknya diimunisasi,” harapnya.
     Hal senada juga disampaikan Kepala Dinkes P2KB Kabupaten Lumajang, Dr. Bayu Wibowo Ignasius. Dari awal pencanangnan program BIAN, pihaknya sudah mempersiapkan Tenaga Kesehatan (Nakes) untuk mendukung imunisasi pada bayi. Tim yang ada di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) juga telah terlatih menggelar vaksinasi, termasuk imunisasi.
     “BIAN fokus pada imunisasi tambahan campak rubella. Ini juga sekaligus pemberian imunisasi Kejar pada anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap,” jelasnya.

Sumber : Semeru FM

     Bayu menjelaskan, dalam rangka menyongsong BIAN Tahun 2022, Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang sengaja merangkul TP PKK kabupaten dan sektor yang berpotensi menggerakkan masyarakat. Hal ini untuk suksesnya target capaian, hasilnya diakui sudah sesuai dengan target nasional dan pihaknya optimis cakupan imunisasi di Kabupaten Lumajang akan terus bertambah.
     “Imunisasi yang diberikan antara lain vaksin campak-rubella, polio (OPV dan IPV) dan vaksin pentavalen, yaitu DPT-HB-Hib. Penerima vaksin polio maupun pentavalen adalah bayi usia 12 bulan sampai 59 bulan yang belum lengkap. Sedangkan vaksin rubella diberikan bagi bayi mulai usia 9 bulan sampai 59 bulan,” ucapnya.
     Untuk itu, pemberian imunisasi rutin pada anak sangatlah penting. Apalagi Kementerian Kesehatan telah menyusun strategi untuk menggalakkan imunisasi rutin pada anak, guna memberikan perlindungan dari penyakit dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
     Setrategi pertama, menambah tiga jenis imunisasi rutin pada anak yang sebelumnya 11 vaksin menjadi 14 vaksin. Vaksin yang ditambahkan adalah vaksin Rotavirus untuk anti diare dan vaksin PCV untuk anti pneumonia yang ditargetkan untuk anak, serta vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks yang diberikan untuk anak kelas 5 dan 6 SD untuk mencegah potensi kanker serviks saat anak menjadi dewasa.

Sumber : Semeru FM

     Berikutnya adalah digitalisasi data imunisasi. Kementerian Kesehatan menyiapkan satu aplikasi pencatatan imunisasi secara digital yaitu Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK). Tidak ada lagi pencatatan manual di buku, semua data imunisasi anak akan langsung dimasukkan di ASIK yang terintegrasi dengan PeduliLindungi.
     Sementara itu, Kasi Surveilans dan Imunisasi Dinkes P2KB Kabupaten Lumajang, Munif Arifin, SKM. MPH. Menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik jika anaknya panas usai di vaksin atau imunisasi. Menurutnya, demam setelah imunisasi nyatanya wajar terjadi. Kondisi ini biasanya akan mereda setelah beberapa saat.
     Karena itu, orangtua disarankan untuk tetap menjalani imunisasi untuk anaknya, sehingga bisa membantu meningkatkan imunitas tubuhnya yang belum sempurna. Dengan begitu, anak akan terhindar dari risiko serangan virus penyebab penyakit.
     “Demam adalah respons yang paling umum dari tubuh anak setelah diimunisasi, tidak usah panik karena itu pertanda bagus,” jelasnya.


     Munif menambahkan, imunisasi diberikan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh anak, sehingga tidak mudah terserang virus penyebab penyakit. Saat diimunisasi, vaksin berisi virus yang telah dilemahkan atau dimatikan akan disuntikkan dalam tubuh anak.
     Selanjutnya, tubuh akan merespons imun tersebut dengan cara yang sama seperti ketika tubuh terserang penyakit. Bedanya, tubuh tidak akan menunjukkan gejala lainnya. Nantinya, jika penyakit tersebut datang kembali, tubuh telah sepenuhnya siap untuk membentuk pertahanan.
     “Munculnya rasa nyeri, gatal, dan demam setelah imunisasi menunjukkan respons positif tubuh terhadap vaksin yang disuntikkan. Ketika itu, tubuh sedang membentuk sistem imunitas baru bersama vaksin yang disuntikkan yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu tubuh atau demam,” pungkasnya. (Yoni Kristiono)


Posting Komentar

0 Komentar