BISNIS WEDDING ORGANIZER SIAP MENGHADAPI NEW NORMAL DI TENGAH PANDEMI CORONA


      Virus corona (COVID-19) tidak hanya mematikan bagi manusia, tetapi juga membikin bisnis Wedding Organizer (WO) kelimpungan. Hal itu terjadi, karena adanya larangan mengadakan keramaian, termasuk melaksanakan pesta pernikahan demi menekan penyebaran virus menular itu.
      Rahmad Efendi, SE., dari PT. Bintang Indonesia, yang beralamatkan di Jalan Seruji Lumajang, yang salah satu usahanya bergerak di bidang persewaan tenda, mengatakan bahwa bisnisnya saat ini seakan mati suri karena tidak berjalan selama pandemi. Banyak acara pernikahan menggunakan persewaan tenda terpaksa ditunda hingga beberapa bulan ke depan.
      Menurut Rahmad, pandemi COVID-19 ini tidak hanya berdampak pada penurunan omset secara drastis, namun juga berdampak pada karyawan yang selama ini menggantungkan hidupnya dari acara WO.
      "Dengan berat hati, terpaksa banyak karyawan yang kami rumahkan. Itu karena dampak dari virus corona ini,” keluhnya, ketika menjadi narasumber di program Panorama Pagi Radio Semeru FM, pada Rabu (3/6) pagi. Turut hadir dalam acara tersebut adalah Maria Majid, SE., pemilik Maria Salon Lumajang, dan Risky Riris, SE., selaku pemilik Risky Foto Jokarto, Tempeh.
      Rakhmad berharap, masyarakat Lumajang mengikuti semua anjuran pemerintah dalam menghadapi era New Normal. Hal ini dilakukan agar penyebaran virus corona bisa segera terhenti, sehingga aktivitas warga Lumajang termasuk untuk penyelenggaraan WO bisa berjalan normal kembali. "Itu pesan yang disampaikan para karyawan kami, yang saat ini masih kami rumahkan," imbuhnya.
      Sementra itu Maria Majid, SE., pemilik Maria Salon Lumajang mengatakan, adanya aturan terbaru dari pemerintah soal New Normal, diharapkan bisa memulihkan semua pemilik WO di Lumajang, sehingga bisa kembali bergeliat. Tentunya tetap dengan protokoler kesehatan yang sudah ditetapkan pemeritah.

PEMILIK WO JADI LEBIH KOMPAK
      Dampak dari virus corona sendiri, masih kata Maria, memunculkan kekompakan di antara pemilik WO dan terbentuk Lumajang Wedding Organizer Asosiasion (LUWES). Dalam wadah ini, dirinya dengan para WO lainnya, sempat menghadap Bupati Thoriqul Haq pekan lalu untuk menyampaikan segala permasalahan yang dihadapi selama pandemi.
      "Kami bertemu dan menawarkan solusi kepada beliu, semoga dalam menghadapi era New Normal ini, ada celah buat kami untuk bekerja kembali," harapnya.
Ia merasa prihatin dengan adanya pandemi ini, karena sangat memukul keberlangsungan bisnisnya. Tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan selama Corona ini terjadi. "Corona sangat berpengaruh, membuat kita sangat prihatin," katanya.
      Hal senada juga disampaikan Risky Riris, SE., dari pemilik Risky Foto Jokarto, Kecamatan Tempeh. Sama dengan sektor lainnya, dirinya juga berharap banyak kepada pemerintah daerah, agar mencarikan solusi supaya keberadaan para pekerja seperti dirinya dan rekan kerja lainnya, bisa beraktivitas di tengah era New Normal ini.
      Risky mengatakan, LUWES sudah mengusulkan berbagai program memberdayakan pekerja event, untuk tetap bekerja secara mandiri dengan konsep physical distancing. Termasuk di dalamnya menyangkut pengetatan pengunjung, sehingga ketika konsep itu diterima oleh pemerintah, dirinya yakin, tidak akan terjadi penularan penyakit corona.
      "Seandainya ada pengunjung yang positif masuk ke acara yang kami konsep, saya jamin pengunjung lainnya tidak akan terpapar virus corona, karena protokol kesehatan yang kami usulkan kepada pemerintah, sangat sesuai dengan ketentuan protokol kesehatan resmi," jelasnya.


WEDDING ORGANIZER DAN SATGAS COVID
      Wacana akan dilaksanakannya berbagai kegiatan WO di era New Normal, mendapat sorotan dari Hasan sebagai pendengar setia Radio Semeru FM. Dia mempertanyakan, terkait penanganan yang akan dilakukan pihak WO, untuk membendung membeludaknya pengunjung khususya para perabot dan sinoman, agar terhindar dari wabah corona.
      Menyikapi pertanyaan tersebut, Maria Majid menjelaskan, pelaku industri event organizer telah menyampaikan beberapa program yang dimiliki kepada pemerintah, sebagai jalan keluar untuk membantu industri tersebut. Namun, sampai saat ini, pemerintah belum melakukan satu kebijakan apapun untuk membantu para WO.
      Pada event organizer rutin sebelum pandemi corona terjadi, biasanya ada petugas wedding yang menjaga jalannya resepsi. Di era New Normal ini, pihaknya siap menyiagakan wedding organizer dan satgas covid. "Tuan rumah harus benar-benar mendata para sinoman dan merabot, kemudian petugas keamanan wajib tegas dan membatasi jumlah pengunjung, sehingga semuanya berlangsung sesuai protokol kesehatan," jelas Maria.
      Buka hanya itu, pihaknya juga sudah mengusulkan soal pembatasan jumlah tamu, jaga jarak aman bagi semua pengunjung dan wajib menggunakan masker. Hal ini dilakukan, agar event organizer yang akan dilakukan di era New Normal benar-benar berjalan dengan aman dan bebas dari wabah mematikan itu.
      Senada dengan Maria Majid, Risky juga menjelaskan, untuk kegiatan foto di acara event organizer era New Normal, semua prosesnya akan dilakukan dengan jaga jarak aman tanpa bersentuhan, bahkan jika ada pengunjung yang minta tolong difotokan, dirinya akan memastikan untuk ditolak. "Jelas kami tolak, karena sikap kami tegas, sesuai dengan protokol kesehatan," pungkasnya.
      Dalam talkshow yang dipandu oleh Hariyanto, S.Pd ini, cukup banyak respons dari para pendengar dan juga fans Radio Semeru FM, baik itu yang disampaikan melalui telpon, WA maupun facebook. (YONI)


Posting Komentar

0 Komentar