Ketua
DPRD Kabupaten Lumajang, H. Anang Akhmad Syaifuddin, S.Ag, dalam
sambutannya di acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
menegaskan bahwa pihaknya akan mengecek seluruh dokumen pelaksanaan
pembangunan. Bagi yang tidak sesuai dengan arah kebijakan pembangunan
akan didrop. Anggaran yang diajukan harus aspiratif dan responsif sesuai
kebutuhan masyarakat. "Kami juga akan melakukan evaluasi
terhadap seluruh Perda yang menghambat percepatan pembangunan dan tidak
berpihak kepada rakyat,” tukasnya. Untuk merespons keinginan
dan kebutuhan masyarakat Lumajang, Anang minta kepada OPD agar bisa
mencari solusi dengan menyesuiakan arah kebijakan pembangunan. “Untuk
menjawab kreativitas dan inovasi masyarakat diperlukan good governance
mulai tingkat desa,”ujarnya. Anang juga menyoroti perlunya
adanya pengawasan di tingkat desa terutama soal penerapan Peraturan
Bupati terkait stastus tanah kas desa, di mana setiap ada pergantian
kepala desa selalu ada konflik karena tanah kas desa yang disewakan
pihak ketiga hingga melebihi batas masa kerja kepala desa.
Anang juga mencermati soal kerajinan perak yg pernah menjadi icon
Lumajang. Ini diharapkan bis a kembali ditumbuh kembangkan, mengingat
Lumajang memiliki sumber daya manusia(SDM) yang cukup berpengalaman di
bidang kerajinan perak ini yang tidak dimiliki kota lain. Ini sebagai
upaya mengurangi pengangguran. Anang berharap, pemerintah juga
bisa memfasilitasi pengerajin, rumah kreatif yang menghasilkan produk
unggulan dengan mendatangkan guru atau pelatih. “Perlu dilatih mulai
proses produksi yang baik, kemasan hingga pemasaran,” terangnya.
Pada bagian lain sambutannya, Anang juga mengkritisi soal Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Lumajang 65,33, pertumbuhan ekonomi yang
hanya mencapai 4,77 persen, angka kemisiknan dan pembangunan
infrastruktur di desa yang masih kurang. “Infrasturktur sangat
dibutuhkan guna konektivitas dan stimulasi ekonomi di desa,” ujarnya.
Selain itu pemerintah juga diharapkan bisa mengundang investor asing
agar Industri pengolahan kayu bisa lebih dipacu termasuk penyediaan
lahan produktif. Anang jga menyoroti soal Ruang Terbuka Hijau
(RTH) di Lumajang yang capainya belum terpenuhi. Termasuk juga soal
penerangan jalan perlu perawatan dan penambahan agar bisa mengurangi
tindak kriminal. “Jangan sampai Lumajang dikenal sebagai kota begal,
maling sapi, ini sudah banyaknya korban,” terangnya. Masalah di
Lumajang satu ini cukup kompleks terutama di pedesaan, belum soal
kebutuhan air PDAM yang menjadi maslah klasik seperti yang dialami Desa
Ranuyoso dan Ranupakis. Anang juga meminta agar Bupati mengevaluasi
kebijakan parkir berlangganan yang dinilai tidak bijak dan merugikan
masyaraat terutama yang ada di desa. Masalah pasar tumpah yang bikin
macet perlu inovasi dengan membuat infrastruktur yang layak. Di
bidang kesehatan , Anang menyoroti pelayanan kesehatan rumah sakit yang
tidak tercover BPJS, rumah sakit yang dinilai masih kotor, pergantian
petugas medis. “Warga miskin banyak yang tidak tercover BPJS, sementara
kalau menjadi anggota BPJS mereka mengeluh tidak bisa membayar iuran.
Jangankan untuk membayar iuran BPJS, untuk makan saja sulit,” ujarnya
seraya menambahkan perlu adanya langkah kongkrit. Di akhir sambutannya
Anang menegaskan kepada seluruh pemangku kepentingan agar memberikan
saran dan masukan guna menentukan arah kebijakan pembangunan di Lumajang
lebih baik.
Atas semua pokok pikiran yang diutarakan ketua
DPRD Lumajang tersebut, Bupati dan Wakil Bupati memamaprkan
langkah-langkah yang diambil Pemerintah Kabupaten Lumajang. Namun saat
ini banyak program pembangunan yang belum bisa terlaksana karena darurat
corona. Terutama yang diambil dari Dana Alokasi Khusus(DAK), seperti
pengadaan air bersih yang tidak bisa terlaksana karena kebijakan pusat
soal DAK dialihkan untuk penanganan darurat corona.
Musrenbang-RKPD Tahun Anggara 2021 yang digelar di Pendopo Arya Wiraraja
Lumajang digelar cukup sederhana. Peserta Musrenbang pun dibatasi hanya
30 orang dari unsur Forkopimda, Pimpinan DPRD, kepala perangkat daerah,
camat perwakilan per wilayah, organisasi wanita dan profesi,
perbankan,tokoh masyarakat, LSM dan perwakilan perguruan tinggi.
Musrenbang ini sendiri berulangkali diundur bahkan terakhir
rencananya dikemas dengan suasana beda yang akan digelar di pemandian
alam Selokambang. Namun semua rencana itu berubah akibat darurat corona.
Suasana darurat corona sangat tampak di acara ini. Seluruh
undangan yang hadir dipintu gerbang pendopo sudah dicegat petugas agar
langsung melakukan cuci tangan dan melewatai proses screening. Saat
duduk pun harus ada jarak minimal 1,5 meter sebaga penerapan physical
distancing. Bahkan Kepala Bappeda Provinsi Jawa Timur Moh.
Rudy Ermawan Y.ST.M.MT terpaksa harus memberi sambutan melalui video
conference. Rudy Ermawan sekaligus memberi sambutan untuk kabupaten lain
di Jawa Timur yang saat itu bersamaan menggelar Musrenbang.
Semua kegiatan kali ini memang harus benar-benar diperhatikan agar tidak
menyalahi aturan dan tidak menyinggung suasan hati yang berduka. Saat
jeda waktu pun tidak bisa diisi dengan nyanyian meskipun untuk menepis
kejenuhan. Ketua DPRD seperti tidak mau terlalau larut, sehingga
dia berupaya memecah kebekuan dengan mengawali sambutannya dengan
membaca puisi Bunda Indah. “Corona telah merubah seorang birokrat selama
25 tahun menjadi seorang yang emosional,” ujarnya usai membacakan puisi
Bunda Indah tentang corona yang langsung disambut dengan tepuk tangan
hadirin. Puisi Bunda Indah tentang corona ini memang cukup mengena saat
dibacakan. Saat itu Bunda Indah sendiri mengaku saat menulis puisi
hanya ketika hatinya mood dan ada dua pilihan yang dirasakan saat itu,
yakni sedang sedih atau jatuh cinta. Dalam kesempatan ini Ketua
DPRD Anang Akhmad Syaifuddin, S.Ag atas nama DPRD menyampaikan rasa
prihatin, turut berduka. Dia juga menyampaikan penghormatan kepada
semua pihak yang telah bergerak berpartisipasi mencegar penyebaran virus
corona termasuk penghormatan besar kepada seluruh petugas. Kepada
masyarakat Lumajang agar bersabar dan istiqomah dalam mentaati himbauan
dan aturan termasuk soal penerapan physical distancing. (TEGUH EKAJA)
0 Komentar