SOSIALISASI PENTINGNYA PROGRAM P3LP DI LINGKUNGAN KERJA, DINKES-P2KB KABUPATEN LUMAJANG GANDENG RADIO SEMERU FM

 

Lumajang, Suara Semeru – Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis (P3LP) di tempat kerja adalah upaya memberikan dukungan psikologis dasar dan sederhana untuk membantu orang yang mengalami kejadian berat dan menyebabkan luka psikologis.

Pengelola Kesehatan Jiwa, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kabupaten Lumajang, Septi Nurhayati, S.Kep.Ners., menjelaskan, bahwa program P3LP di tempat kerja adalah prioritaskan keselamatan diri dan upaya memberikan dukungan agar korban merasa aman dan bersikap tenang.

“Karena luka psikologis adalah luka yang tak berdarah, sehingga membutuhkan penanganan yang khusus,” ungkapnya, ketika menjadi narasumber di Radio Semeru FM, Rabu 3 September 2025. Hadir dalam dialog tersebut, Psikolog RSUD DR. Haryoto Kabupaten Lumajang, Dewi Asnawati, S.Psi., M.Psi., tema yang diusung adalah ‘Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis di Tempat Kerja’.

Dalam intervensi masalah pada gangguan jiwa, program P3LP berada pada lapisan paling dasar, yakni bentuk dukungan universal yang dapat dilakukan oleh siapa saja yang telah mendapat pelatihan dasar, bisa memberikan vibes positif, rasa aman, dan arahan awal kepada individu yang sedang mengalami krisis emosional.

“Berikan ruang bagi korban untuk bercerita dengan tulus dan mendengarkan tanpa menyela atau menilai, pastikan korban merasa aman dan nyaman, pahami apa yang menjadi kebutuhan mendesak korban dan ajak korban berbicara dengan rekan kerja yang dapat dipercaya,” tegasnya.

Tindakan utamanya pada luka psikologis meliputi mendengarkan aktif tanpa menghakimi, memastikan keamanan korban dan diri sendiri, memberikan dukungan sosial, serta mengenali kebutuhan mereka untuk menghubungkan dengan bantuan profesional jika diperlukan.

Hal senada disampaikan Psikolog RSUD DR. Haryoto Lumajang, Dewi Asnawati, S.Psi., M.Psi., dalam dunia kerja yang penuh tekanan dan target, tidak sedikit karyawan yang mengalami beban psikologis akibat peristiwa traumatis, konflik internal, atau tekanan berkepanjangan. Sayangnya, luka psikologis kerap kali tidak terlihat secara kasat mata namun berdampak besar terhadap penurunan kinerja, perubahan perilaku, bahkan risiko gangguan jiwa.

“Di sinilah pentingnya program P3LP sebagai bentuk dukungan awal bagi karyawan yang terdampak secara mental,” jelasnya.

Menurutnya, P3LP bukan sekadar program, melainkan sebuah komitmen nyata dalam membangun lingkungan kerja yang peduli, sehat secara mental, dan tangguh dalam menghadapi tantangan, ketika perusahaan memberikan ruang bagi karyawan untuk pulih dari luka psikologis, maka sejatinya perusahaan sedang menanam investasi jangka panjang dalam bentuk loyalitas, produktivitas, dan budaya kerja yang sehat.

“Ayo bantu korban mengenali kembali potensi dan kekuatan dirinya untuk mengatasi masalah dan pastikan kita dalam kondisi fisik dan mental yang baik untuk memberikan bantuan,” jelasnya.

Dengan penerapan program P3LP yang sistematis dan berkelanjutan, setiap individu di tempat kerja dapat menjadi agen empati yang tidak hanya menyembuhkan tetapi juga menguatkan, dan sudah saatnya dipahami bahwa kesehatan mental adalah bagian tak terpisahkan dari keberhasilan organisasi, karena di balik kinerja yang hebat, ada jiwa-jiwa yang sehat. (yon/adv)


Posting Komentar

0 Komentar