Lumajang, Suara semeru - Deru ban jeep membelah jalur berbatu di kaki Semeru. Debu beterbangan, sementara angin gunung berhembus pelan menyapa wajah wisatawan yang duduk di bak terbuka. Di kejauhan, Mahameru berdiri gagah, seolah menjadi saksi kebangkitan kawasan Pronojiwo.
Kawasan yang dulu sepi dan tak terurus itu kini menjelma
sebagai Lavatur Semeru, destinasi wisata petualangan yang menggabungkan
adrenalin, panorama alam, sekaligus mesin ekonomi baru bagi warga.
“Dulu tempat ini seadanya, nggak karu-karuan. Tapi sekarang
Alhamdulillah, sudah tertata rapi, fasilitas lengkap, dan jadi sumber rezeki
banyak warga,” kata Tolip Ciko, salah satu pengelola Lavatur, Minggu 28
September 2025.
Transformasi itu lahir dari inisiatif masyarakat. Tokoh
lokal seperti Muhammad Rizal dan Haji Gozin menggerakkan warga menata jalur,
merawat alam, dan membangun destinasi berbasis komunitas. “Dulu orang hanya
lewat sini menuju Semeru. Sekarang, mereka datang khusus untuk merasakan
sensasi jeep adventure,” ujar Rizal.
Saat ini, lebih dari 150 unit jeep wisata beroperasi di
bawah pengelolaan warga. Para sopir berasal dari beragam latar belakang, mulai pemuda
pengangguran, petani, hingga pemilik kendaraan pribadi yang kini mendapat
penghasilan baru. Tarifnya sekitar Rp700 ribu per jeep berkapasitas empat
orang, termasuk tiket menuju sejumlah destinasi unggulan, seperti Air Terjun
Tumpak Sewu yang dijuluki “Niagara Indonesia”.
“UMKM jalan, anak-anak yang dulu menganggur sekarang
bekerja, sopir punya penghasilan tetap. Bahkan ada warga yang bisa beli jeep
sendiri. Semua perputaran uangnya kembali ke masyarakat,” tutur Tolip.
Geliat ekonomi pun merambah warung kopi, pedagang kuliner,
hingga penjual suvenir. Produk lokal mulai naik kelas sebagai buah tangan
wisatawan. Lavatur mencerminkan wajah baru pariwisata daerah: inklusif,
mandiri, dan berkelanjutan.
Bagi masyarakat Pronojiwo, Lavatur bukan sekadar jalur
menuju Semeru, melainkan simbol kebanggaan. Generasi muda kini punya alasan
untuk tetap tinggal dan berkarya di tanah kelahiran, tanpa harus merantau ke
kota.
Dari kawasan yang dulu terlupakan, Lavatur kini menjelma
ikon baru Lumajang. Deru jeep yang membelah jalanan bukan lagi sekadar suara
petualangan, melainkan gema perubahan dan harapan yang tumbuh bersama
masyarakat. (har)
0 Komentar