Lumajang, Suara semeru - Siapa bilang bantuan sosial hanya berhenti di tangan penerimanya? Kisah Lukman (35), warga Desa Sememu, Kecamatan Pasirian, membuktikan sebaliknya. Dulunya penerima Program Keluarga Harapan (PKH), kini ia sukses menjadi juragan kerupuk dengan produknya dikenal hingga Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menegaskan bahwa
pemerintah ingin bantuan sosial menjadi jembatan menuju kemandirian ekonomi,
bukan sekadar konsumsi.
“Kami ingin warga tidak hanya menerima bantuan, tapi bisa
berdiri sendiri, menjadi pelaku usaha produktif, dan membuka peluang kerja bagi
orang lain,” ujar Bupati Indah saat menghadiri kegiatan P2K2 di Desa Sememu,
Jum`at 26 September2025.
Perjalanan Lukman dimulai dari usaha kerupuk keluarga yang
nyaris mati suri. Berbekal modal Rp5 juta dari Program Pemberdayaan Sosial
Ekonomi (PPSE), ia membeli alat produksi dan kemasan baru. Perlahan, kerupuk
“Mahkota” atau yang populer disebut kerupuk latah mulai dikenal luas, hingga
menjadi andalan pasar lokal dan regional.
Tidak berhenti pada sukses pribadi, Lukman kini melibatkan
sekitar 18 warga, sebagian di antaranya eks penerima PKH, untuk bekerja
bersamanya. Ia juga aktif memberi motivasi agar mereka berani mandiri.
“Dulu kami semua berjuang bersama. Sekarang saya ingin
memberi contoh, agar mereka juga bisa mandiri. Kemandirian itu dimulai dari
keberanian mencoba,” tutur Lukman.
Pendamping PKH Desa Sememu, Putri Hindra, menilai Lukman
sebagai contoh nyata keberhasilan program PKH dan PPSE.
“Selain bantuan modal, pendampingan dan pelatihan wirausaha
membuat mereka mampu melihat potensi diri dan memilih usaha yang sesuai,”
ujarnya.
Kisah Lukman menjadi inspirasi bahwa dengan kemauan,
dukungan, dan pendampingan yang tepat, bantuan sosial dapat menumbuhkan
semangat wirausaha, memberdayakan masyarakat, serta ikut menggerakkan ekonomi
lokal.( Yoni )
0 Komentar